Karangan Eksposisi Pola – Pola Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak


KATA PENGANTAR


Bismillahirrohmanirrohim
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat Taupik dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Adapun tujuan pembuatan karangan eksposisi ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas akhir mengikuti Ujian  Nasional dan Ujian Sekolah dengan judul “Pola – Pola Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak”. 
Penulis mempunyai keyakinan bahwa karangan ekposisi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menghaturkan rasa terima kasih. Kepada yang   terhormat :
1.      Ibu Nyai Patimah, M.Pd selaku kepala SMA YRM Cihawar
2.      Ibu Eli Awaliyah, S.Pd.I selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia
3.      Kedua orang tua penulis yang telah mendukung penulis dalam penyusunan karya tulis ini.
4.      Rekan-rekan siswa-siswi SMA YRM Cihawar
5.      Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
Semoga Allah SWT membalas kebaikannya serta berkenan melipahkan rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua.
Akhirnya, semoga apa yang telah penulis tuangkan dalam karangan eksposisi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. 

Sukaharja, April 2010
Penulis



DAFTAR ISI


Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................   i
DAFTAR ISI ...................................................................................................   ii
BAB        I         PENDAHULUAN
                           1.1  Latar Belakang ................................................................   1
BAB        II       PEMBAHASAN
                          2.1  Macam-Macam Pola Interaksi Sosial ...............................   2
                          2.2  Hubungan Pola Interaksi Sosial Dalam Pembentukan
                                 Kepribadian Anak ............................................................   7
BAB      III       KESIMPULAN DAN PENUTUP
                          3.1  Kesimpulan ......................................................................   13
                          3.2  Saran ................................................................................   13
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Sejak manusia lahir ke dunia, manusia melakukan interaksi dengan sesamanya. Interaksi sosial erat kaitannya dengan naluri manusia untuk selalu hidup bersama dengan orang lain, dan ingin bersatu dengan lingkungan sosialnya.
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial. Sebab tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan sosial. Karena dalam kehidupan masyarakat seseorang tidak akan lepas untuk saling berhuibungan dengan kelompok-kelompok sosial dan manusia itu tidak dapat hidup kecuali bermassyarakat dan ia tetap menjadi anggota masyarakat. Tanpa adanya interaksi sosial, hubungan manusia tidak akan berjalan dengan baik. Kita baru menyadari bahwa kita adalah makhluk sosial saat berdiskusi dengan teman, ditegur orang tua, bertengkar dengan tetangga dan bentuk interaksi sosial lainnya.
Dalam berinteraksi, masing-masinmg pihak saling mempengaruhi, memberi dan menerima. Dengan menhalankan interaksi kita dapat berkenalan, bekerja sama, berorganisasi dan bersaing mendapatkan sesuatu. Sebagai anggota kelompok, kerpibadian seseorang akan terbentuk oleh kehidupan kelompoknya.
Untuk dapat berinteraksi dengan baik, kepribadian pun sangat mempengaruhi. Kepribadian itulah yang mampu membawa seseorang untuk berinteraksi dengan baik. setiuap individu memiliki kepribadian melalui sosialisasi dan interaksi. Dengan proses interaksi dan sosialisasi individu berkembang menjadi suatu pribadi atau makhluk sosial. Kepribadian menunjukkan pada pengaturan sikap-sikap seseorang untuk berbuat, berpikir dan merasakan khususnya bila dia berhubungan dengan orang lain.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti atau membahas karya tulis ini dengan judul “Pola-Pola Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak”


BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Macam-macam Pola Interaksi Sosial
              Interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat memiliki pola-pola tertentu. Pola-pola interkasi sosial yang akan dibahas yaitu copperation (Kerja sama), conflict (pertentangan), accomodation (akomodasi), assimilation (asimilasi), contravention (kontraversi), dan competition (persaingan).

1.     Cooperation (Kerja Sama)
              Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perseeorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama dilaksanakan sejak manusia melakukan interaksi dengan sesamanya. Kebiasaan atau sikap mau bekerja sama dimulai sejak kanak-kanak, mulai dalam kehidupan keluarga, lalu meningkat dalamkelompok sosial yang lebih luas.
              Kerja sama berawal dari kesamaan orientasi. Misalnya, warga rela bekerja bakti membersihkan lingkungan karena sma-sama manyadari manfaat lingkungan yang bersih. Kerja sama akan bertambah erat apabila ada bahaya yang mengancam dari luar. Misalnya, warga semakin giat bekerja bakti membersihkan lingkungan untuk mencegah wabah demam berdarah.
              Kerja sama juga akan bertambah erat apabila ada tindakan yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institusional telah tertanam. Kerja sama seperti ini bisa konstruktif (membangun), bisa juga desktrutif (merusak).
              Kerja sama dapat bersifat agresif apabila suatu kelompok mengalami kekecewaan dalam jangka waktu yang lama akibat rintangan-rintangan dari luar kelompok itu. Keadaan tersebut dapat menjadi lebih tajam lagi apabila kelompok tersebut merasa tersinggung atau dirugikan oleh sistem kepercayaan atau dalam salah satu bidang sensitif kebudayaan yang dimilikinya. Kerja sama ini cenderung bersifat destruktif.
              Ada beberapa bentuk kerja sama, yaitu :
1.      Kerja sama spontan, yaitu kerja sama yang terjadi secara serta-merta.
2.      Kerja sama langsung, yaitu kerja sama sebagai hasil dari perintah atasan pada bawahan atau penguasa terhadap rakyatnya.
3.      Kerja sama kontrak, yaitu kerja sama dasar syarat-syarat atau ketetapan tertentu, yang disepakati bersama.
4.      Kerja sama tradisional, yaitu kerja sama sebagian atau unsur-unsur tertentu dari sistem sosial.

2.     Confilct (Pertentangan)
              Konflik adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan atau keinginan dengan jalan menentang pihak lawan. Tujuan itu dicapai dengan melalui ancaman atau kekerasan. Bila dikaji, pertentangan lebih banyak berakibat negatif dari pada positifnya.
              Adapun fungsi positif dari konflik adalah sebagai berikut :
1.      Mempertinggi intgrasi kelompok
2.      Lahirnya lembaga pengamanan
3.      Wujud dinamika masyarakat
Ada beberapa faktor penyebab konflik, yaitu :
1.      Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
2.      Perbedaaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula
3.      Perbedaan kepentingan antara individu dengan kelompok diantaranya menyangkut bidang ekonomi, politik, dan sosial.
4.      Perubahan-perubahan nilai yang cepat dalam masyarakat
Ada dua akibat konflik, yaitu sebagai berikut :
1.      Meningkatkan soslisdaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2.      Kerekatan hubungan antara anggota kelompok.
3.      Perubahan pribadi pada individu.
4.      Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusisa.
5.      Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.

3.     Accomodation (Akomodasi)
              Akomodasi berarti adanya keseimbangan interaksi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Sering kali akomodasi terjadi dalam situasi konflik sosial (pertentangan). Akomodasi merupakan salah satu untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara yang menghargai kepribadian yang berkonflik atau bisa juga dengan cara paksaan atau tekanan.
              Ada beberapa bentuk akomodasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Koreksi
Koreksi adalah suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu pada pihak yang lebih lemah.
2.      Kompromi
Kompromi adalah suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar mencapai suatu penyelesaian.
3.      Arbitasi
Abritasi adalah suatu bentuk akomodasi pabila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri.
4.      Mediasi
Mediasi adalah suatu bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitasi.
5.      Konsiliasi
Konsiliasi adalah suatu bentuk akomodasi untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
6.      Toleransi
Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi.
7.      Stalemate
Stalemate adalah bentuk akomodasi ketika kelompok yang terlibat pertentangan mempunyai kekuatan seimbang.
8.      Ajudikasi
Ajudikasi adalah penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau jalur hukum.

4.   Asimilation (Asimilasi)
              Asimilasi merupakan proses sosial pada tahapo lanjut. Artinya asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi. Suatu asimilasi ditandai adalah usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, perasaan dengan memperhatikan kepentingan bersama.
              Hasil dari proses asimilasi adalah semakin tipisnya batas perbedaan antar individu adalah suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antar kelompok. Selanjutnya individu melakukan indentifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemampuannya dengan kemampuan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
              Beberapa syarat asimilasi, yaitu diantaranya :
1.      Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda
2.      terjadi pergaulan antar individu dengan kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
3.      Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.
Ada dua faktor dalam asimilasi, yaitu faktor pendorong dan faktor penghalang.
1.   Faktor Pendorong
@ Toleransi diantara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
@ Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
@ Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
@ Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
@ Persamaan unsur-unsur kebudayaan universal.
@ Perkawinan antar kelompok yang berbeda budaya
@ Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan-kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.
2.    Faktor Penghalang
Faktor penghalang
@   Kelompok yang terisolasi atau tersaingi (biasanya kelompok minoritas)
@ Kekurangannya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi
@ Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru
@ Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi dari pada kebudayaan kelompok lain
@ Perbedaan ciri-ciri seperti fisik seperti badan, warna kulit atau rambut
@ Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan
@ Golongan minoritas mengalami gangguan oleh kelompok penguasa

5.   Contravention (kontravensi)
              Kontravensi merupakan interaksi sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan. Ekspresi kontravensi nampak dari perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian pada seseorang dan keraguan-keraguan terhadap kepribadian seseorang.
              Ada lima proses dalam kontravensi, yaitu :
1.      Proses umum (menolak)
2.      Proses sederhana (menyangkal pernyataan orang lain di depan umum, maki-maki, dan memitnah)
3.      Proses intensif (menghasut, desas-desus, atau mengecewakan pihak lain)
4.      Bersifat rahasia (mengejutkan pihak lawan dan khianat)
5.      Bersifat taktis (memiliki setrategi tertentu untuk mengalahkan pihak lawan).

6.   Competition (Persaingan)
              Persaingan merupakan sutau proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu. Persaingan dilakukan dengan norma dan nilai yang diakui bersama dan berlaku pada masyarakat tersebut. Kecil kemungkinan, persaingan menggunakan kekerasan atau ancaman. Dengan kata lain, persaingan secara sehat atau sportif.
              Persaingan yang disertai dengan kekerasan, ancaman, atau keinginan untuk merugikan pihak lain dinamakan persaingan tidak sehat. Tindakan seperti itu bukan lagi persaingan sudah menjurus akan diterima dengan kepala dingin tanpa ada rasa dendam sedikitpun. Sejak awal, masing-masing pihak yang bersaing menyadari akan ada yang menang dan kalah.
              Fungsi persaingan yaitu :
1.      Menyalurkan keinginan kelompok atau individu yang sama-sma menuntut dipenuhi, padahal sulit dipenuhi semuanya secara serentak.
2.      Menyalurkan kepentingan serta nilai-nilai dalam masyarakat, terutama kepentingan dan nilai yang menimbulkan konflik.
3.      Menyeleksi individu yang pantas memperoleh kedudukan serta peran yang sesuai dengan kemampuannya.
4.      Mendorong kemajuan di dalam masyarakat.

2.2  Hubungan Pola Interaksi Sosial Dalam Pembentukan Kepribadian Anak
        a.   Media Yang Berperan Dalam Pembentukan Kepribadian Anak
Dalam hal ini, ada beberapa maedia yang mendukung pembentukan kepribadian, yaitu keluarga, teman bermain, sekolah, media masa, dan lingkungan kerja.
1.      Keluarga
              Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Seorang anak tumbuh berkembang menjadi seorang yang dewasa tidak terlepas dari peranan kelurga itu sendiri. Keluarga turut menentukan pembentukan pribadi anak. Hal itu terlihat dari konsep-konsep dasar tentang pola hidup bermasyarakat merupakn proses peniruan larakter dan pola hidup dalam keluarganya. Selain faktor dasar (bawaan), seorang anak akan menerima, mengamati dan megembangkan pola perilaku dan oerlakuan dari anggota keluarga terhadap dirinya. Anak yang terlahir dari keluarga yang sangat agamis akan memiliki pola pikir dan perilaku yang berbeda dengan anak yang berwira swasta, keluarga guru, keluarga TNI. Jelaslah faktor keluarga merupakan faktor pertama dalam proses interaksi mupun sosialisasi.
              Keluarga merupakan institusi yang paling penting dalam proses interaksi. Orang yang penting terhadap anak antara lain sebagai berikut :
1.          Penguasaan diri proses melatih penguasaan diri berawal saat melatih anak menjaga kebersihan diri dan lingkungannya yang akhirnya bedrkembang pada penguasaan diri secara emosional.
2.          Memahami, mengerti, dan menjalankan nilai-nilai yang diajarkan diantaranya nilai kerja sama, kemanusiaan, nilai etis, dan estetis sehingga anak mampu mengamalkannya dalam hidup bermasyarakat.
3.          Peranan-peranan sosial. Pembelajaran peranan-peranan sosial ini terjadi melalui interaksi sosial dalam keluarga. Dengan demikian, anak berkembang melalui dan mempelajari peranan-peranan sosial yang sesuai dengan gambaran tentang dirinya.

2.      Teman Bermain
              Pengaruh kuat teman bermain dalam kelompok merupakan hal yang sangat penting yang tidak dapat diremehkan oleh anak. Kenyataan memperlihatkan bahwa diantara para anak terdapat jalinan ikatan perasaan yang kuat.
                Pada kelompok teman sebaya itu untuk pertama kalinya anak mulai menyesuaikan diri karena ada keberadaan orang lain dan saling menyadari dan membutuhkan.
                Ada tiga macam fungsi dari kelompok sebaya, yaitu :
a.       Mengajarkan kebudayaan.  Dalam suatu kelompok sebaya terdiri atas individu-individu yang berbeda budayanya dengan akulturasi budaya asimilasi terjadi dalam kelompok yang harus dipatuhi bersama.
b.      Mengajarkan mobilitas sosial. Mobilitas sosial adalah gerak individu dari satu posisi ke posisi lain dalam suatu struktur sosial dalam kelompok sebaya. Meobilitas bisa terjadi secara vertikal maupun horizontal dari kelompok satu ke kelompok lain.
c.       Membantu peranan baru. Dalam kelompok, individu mendapatkan status dan p-eran tertentu sebagai imbalan partisipasinya sehingga anak dapat mengisi peranan-peranan sosial yang baru.
                    Macam-macam kelompok sebaya antara lain sebagai berikut :
1)      Sahabat karib (Chums). Kelompok anak yang biasanya terdiri atas 2-3 orang dengan jenis kelamin, bakat, minat, dan kemampuan sama. Adanya kesamaan itu membuat mereka sangat akrab. Walaupun kadang terjadi perselisihan namun mudah mereka lupakan.
2)      Komplotan sahabat (Cliques). Biasanya terdiri atas 4-5 orang anak yang memiliki kesamaan minat, kemampuan, dan kemauan. Cliques merupakan penyatuan Chums.
3)      Kelompok banyak anak (Crowds). Crowds biasanya terjadi atas Chums dan Cliques. Kelompok ini lebih besar dibanding Cliques sehingga emosi antara anggota agak tegang. Meskipun demikian, terdapat kemampuan minat yang sama diantara para anggota Crowds.
4)      Kelompok terorganisasi. Kelompok ini dibentuk dan diorganisasi oleh orfang dewasa yang dijalankan melalui lembaga-lembaga tertentu, misalnya sekolah, yayasan sosial, dan keagamaan. Aturan-aturan pun sudah dususun bersama untuk para anggotanya yang harus ditaatinya.
5)      Geng. Kelompok ini terbentuk secara spontan dan kemudian beritegrasi melalui konflik.
3.      Sekolah
              Proses sosialisasi di sekolah berjalan formal. Pendidikan formal mempersiapkan seseorang untuk menguasai peran-peran baru dikemudian hari, saat seseorang tak lagi bergantung pada orang tuanya. Saat ini fungsi sekolah semakin penting dan mencakup lingkungan yang lebih luas.
                Dengan demikian fungsi pendidikan di sekolah sebagai media interaksi dan sosialisasi akan berperan sebagai berikut :
1)      Transmisi kebudayaan, yaitu transmisi pengetahuan dan transmisi sikap, nilai dan norma. Lartinya, transmisi merupakan penyaluran atau penyampaian budaya dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
2)      Memilih dan mengajarkan peranan sosial. Tugas utama pendidikan adalah mengajarkan pengertian dan pengetahuan konsep dan motivasi belajar agar anak selalu berusaha terus untuk belajar sepanjang hidupnya, sehingga peran yang didapatkan sesuai dengan prestasi dan keinginannya.
3)      Integrasi sosial. Masyarakat mempunyai sikap heterogen dan pluralistik sehingga integrasi merupakan feungsi penting sekolah. Integrasi sosial bertujuan menyatukan keragaman yang terjadi dalam masyarakat sehingga saling menyadari keberadaannya dan saling mengetahui manfaatnya.
4)      Inovasi sosial. Inovasi sosial adalah pembaharuan didalam masyaqrakat baik dibidang teknologi, ilmu pengetahuan, maupun kehidupan masyarakat.
5)      Perkembangan kepribadian anak. Sekolah selain mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan, perkembangan jasmani, juga memperlihatkan perkembangan watak melalui kebiasaan menjalankan tata tertib, pendidikan, agama, dan PPKN . artinya, sekolah berfungsi melatih kepribadian anak secara keseluruhan.
          4.       Media Masa  
                Media masa bisa terdiri atas media cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik (radio,televisi, vidio film,, vidio compact disc, dan internet).
                Media masa dapat berpengaruh baik dan dapat pula menjadikan perilaku yang tidak baik. Peran sosialisator harus lebih jeli dan hati-hati dalam menggunakan media masa sebagai agen sosialisasi. Kita patut menyeleksiproduk media masa yang digunakan anak baik berupa buku, acara televisi, vidio compact Disc (DVD), maupun program-program internet yang dijadikan langganan anak didik.
          5.       Lingkungan Kerja
                Lingkungan kerja merupakan kelompok kerja yang anggotanya relatif sedikit, dimana setiap anggota mempunyai kedudukan yang relatif sama dan mempunyai ikatan yang erat satu samalainnya. Dalam lingkungan kerja, seperti di kantor, perusahaan, istansi, dan sebagainya diciptakan peraturan –peraturan dan cara-cara mengatur pelaksanaan dari kepentingan-kepentingan anggotanya. Dalam proses interaksi dalam lingkungan kerja di lingkungan kerja, setiap individu dan kelompoknya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan pola perilaku yang disesuaikan dengan pola perilaku kelompok tersebut dengan maksud supaya ia tetap diterima oleh kelompok.
              Dalam lingkup yang luas, lingkungan kerja sangat berperan dalam memberi pengaruh pada pembentukan pribadi seseorang. Seseorang yang bekerja sudah lama pada jenis pekerjaan tertentu maka akan lebih terlatih pada bidangnya tersebut. Lingkungan kerja yang erat memegang disiplin dan jujur akan mempengaruhi kerpibadian individu yang bekerja di tempat itu.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN


3.1      Kesimpulan
            Berdasarkan dari uraian-uraian sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1.      Pola interaksi sosial yaitu kerja sama, pertentangan, akomodasi, persaingan, kontravensi, dan asimilasi. Keenam pola interaksi ini sangat mnempengaruhi terbentuknya kepribadian anak.
2.      Hubungan interaksi sosial dengan pembentukan kepribadian sangat erat kaitannya, karena dengan adanya media-media untuk berinteraksi atau bersosialisasi, yaitu keluarga, teman bermain, sekolah, media massa dan lingkungan kerja.

3.2      Saran                 
            Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat membuat saran yang semoga dapat diterima oleh semua pihak, diantaranya :
1.      Dalam pembentukan kepribadian anak, semua pola-pola interaksi sosial dapat mempengaruhi. Namun, disamping itu seseorang harus menyadari dan menghindari pola interaksi sosial yang dapat menghancurkan kepribadian.
2.      Media-media interaksi sosial yang dapat membentuk kepribadian anak, hendaknya selalu berusaha untuk membuat pribadi yang baik pada anak. 


DAFTAR PUSTAKA


-          Ahsanudin, 2004. Sosiologi SMA Kelas XI : Medianto
-          Amin, Ahmad. 1975. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta : Bulan Bintang.
-          Didin Bahrudin dan Wawan Muwardi. 2001. Intisari Sosiologi Kelas 1,2 dan 3 SMU. Bandung : Pustaka Setia.
-     Hadi, Kusumo, dkk. 2004. Sosiologi Suatu Pendekatan Baru. Jakarta : Prianti Darma Kalokatama.
-          Kiswadi, dkk. 1995. Panduan Belajar Sosiologi Kelas 2. Jakarta : Aries Lima.
-          Kun Maryati dan Juju Suryati. Sosiologi 1 SMU Kelas 2. Jakarta : Esis
-          Muin, Idianto. 2004. Sosiologi SMA Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlangga.
-          Nurseno. 2004. Kompetisi Dasar Sosiologi. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
-          Tim Penulis Sosiologi. 1996. Sosiologi SMU Kelas 2. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
0 Komentar untuk "Karangan Eksposisi Pola – Pola Interaksi Sosial Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak "

Silahkan tinggalkan komentar Anda, terima kasih

Back To Top